Boiler / Ketel Uap dan Regulasi Pemerintah

Ketel Uap (bahasa Inggris:boiler) digunakan di hampir seluruh industri yang memerlukan perpindahan panas, mulai dari injeksi uap langsung untuk keperluan humidifikasi, alat penukar panas untuk pemanasan domestik dan industri, hingga proses manufaktur lainnya. Terdapat beragam jenis layanan yang berbeda untuk memenuhi kualitas dan kuantitas dari uap yang dibutuhkan

Boiler merupakan salah satu alat yang keberadaannya sangat penting. anda bisa menemui satu hingga puluhan boiler di sebuah pabrik, khususnya untuk pabrik pensuplai tenaga listrik, misalnya saja PLTU. Boiler tersebut berperan untuk mengubah air menjadi uap air. Nah, uap air tersebut lah yang digunakan sebagai energi guna menggerakkan mesin-mesin pabrik. Boiler tak bekerja secara otomatis, karena alat tersebut bisa bekerja jika ada bahan bakarnya. Minyak bumi, batu bara dan uap panas merupakan bahan bakar yang sering digunakan untuk menghidupkan boiler.

Sebuah Boiler harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

  1. Dalam waktu tertentu harus dapat menghasilkan uap dengan berat tertentu dan tekanan lebih besar dari 1 atmosfir.
    2. Uap yang dihasilkan harus dengan kadar air yang sedikit mungkin
    3. Kalau dipakai alat pemanas lanjut, maka pada pemakaian uap yang tidak teratur, suhu uap tidak boleh berubah banyak dan harus dapat diatur dengan mudah
    4. Pada waktu olah gerak dimana pemakaian uap berubah-rubah maka takanan uap tidak boleh berubah banyak
    5. Uap harus dapat dibentuk dengan jumlah bahan bakar yang serendah mungkin
    6. Susunan pengopakan bahan bakar harus sedemikian rupa sehingga bahan bakar dapat dibakar dengan tidak memerlukan ongkos dan tenaga yang terlalu besar.

Material

Bejana pada suatu ketel uap biasanya terbuat dari baja (steel /alloy steel), atau awalnya dari besi tempa. Baja stainless sebenarnya tidak disarankan (oleh ASME Boiler Code) untuk digunakan pada bagian-bagian yang basah dari ketel uap modern, tapi seringkali digunakan pada bagian super heater yang tidak akan terpapar ke cairan ketel uap.Tembaga atau kuningan sering digunakan karena lebih muddah di-pabrikasi untuk ketel uap ukuran kecil. Sejarahnya, tembaga sering digunakan untuk peti api (firebox)(terutama untuk lokomotif uap air, karena kemudahannya dibentuk dan pengantar panas yang tinggi; namun, saat ini, harga tembaga yang tinggi menjadi pilihan yang tidak ekonomis dan lebih murah menggunakan material pengganti (seperti baja)

Untuk kebanyakan ketel uap Victorian, hanya menggukaan besi tempa kualitas paling tinggi, yang dirakit menggunakan keling (rivet). Kualitas yang tinggi dari lembaran dan kecocokan untuk kehandalan yang tinggi digunakan pada aplikasi yang kritikal, seperti ketel uap tekanan tinggi. Pada abad 20, untuk praktisnya disain bergerak kearah penggunaan baja, dimana lebih kuat dan lebih murah, dengan konstruksi las, yang lebih cepat dan sedikit pekerja.

Besi tuang (cast iron)digunakan untuk bejana pemanas untuk pemanas air. Walaupun suatu pemanas biasanya disebut “pendidih” (boiler), karena tujuannya adalah untuk membuat air panas, bukan uap air, karena dioperasikan pada tekanan rendah dan menghindari pendidihan sebenarnya. Kerapuhan dari besi tuang menjadikannya tidak cocok untuk ketel uap tekanan tinggi

Peraturan yang berlaku

Sertifikasi bagi operator Ketel Uap dan Ketel Uap mengacu pada peraturan berikut:

1. ASME sect. I, II, dan V

2. Undang-Undang Uap Thn 1930 3. Peraturan Uap thn 1930 4. Undang- undang No.1 thn 1970

Pemeriksaan dilakukan oleh ahli Keselamatan Kerja Pesawat Uap dan bejana tekan, melalui badan yang ditunjuk oleh Depnaker. Operator harus mengikuti pelatihan boiler melalui pihak ke-3 yang ditunjuk oleh Depnaker utk menyelenggarakan pelatihan dan mengeluarkan sertifikatnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *